Refleksi
Minggu Ke-9 pada Modul 2.1
Oleh:
Nani Nurcahyani
Pemenuhan Kebutuhan Murid melalui Pembelajaran
Berdiferensiasi
Relasi antara materi pembelajaran
berdiferensiasi dengan nilai dan peran saya sebagai guru penggerak serta filosofi
pemikiran Ki Hadjar Dewantara (KHD) sangat terkait dan relevan. Guru
menuntun anak sesuai kodrat alam dan zamannya. Tiap anak di kelas yang sama
belum tentu memiliki kodrat alam yang sama pula. Mereka yang berada di kelas
yang sama memiliki perbedaan usia, kepribadian, kultur, bahasa, sosial ekonomi,
dan lainnya. Pembelajaran pada kelas yang beragam unsur perbedaan tersebut
tentunya dengan tidak menyamaratakan kebutuhan belajar mereka. Perlu adanya
strategi pembelajaran yang dapat memenuhi kebutuhan belajar murid yang beragam
tersebut, yaitu dengan pembelajaran berdiferensiasi.
Pembelajaran berdiferensiasi
adalah usaha untuk menyesuaikan proses pembelajaran di kelas untuk memenuhi
kebutuhan belajar (Tomlinson:2000). Langkah yang dapat dilakukan untuk memenuhi
kebutuhan belajar murid adalah dengan memetakan kondisi murid sebagai
prasyarat, baik kesiapan belajar, minat, dan profil belajar. Ada 3 strategi
yang dapat diterapkan dalam pembelajaran deferensiasi yaitu: konten, proses,
dan produk.
Diferensiasi konten. Diferensiasi
konten merupakan strategi pembelajaran yang memberikan konsep atau materi baru
dimulai dengan mengukur tingkat kesiapan belajar murid. Kemudian guru
menyiapkan apa yang diajarkan kepada murid, bahan ajar yang syarat akan ide,
tantangan, pertanyaan pemandu untuk mengembangkan ide murid terhadap suatu
materi. Guru harus memastikan bahwa muridnya bisa mengakses materi dengan gaya
belajar mereka. Kemudian guru memfasilitasi KBM, berdasarkan minat anak untuk
memberikan konsep baru. Guru menyesuaikan dengan profil belajar dan gaya
belajar murid, baik visual, auditori, maupun kinestetik.
Diferensiasi proses. Diferensiasi
proses berfokus pada bagaimana murid memahami/memaknai apa informasi yang akan
dipelajari. Guru menyiapkan cara atau proses bervariasi untuk mengakomodasi
perbedaan minat dan kebutuhan. Guru harus memperhatikan skenario pembelajaran
yang akan dirancang untuk memenuhi kebutuhan belajar muridnya. Proses belajar
secara mandiri atau berkelompok, bantuan apa yang akan diberikan oleh guru,
siapa saja yang akan dibantu. Sisipkan pertanyaan pemandu, guru harus dapat
mengembangkan kegiatan yang bervariasi dan melakukan pengelompokkan yang
fleksibel yang disesuaikan dengan kesiapan belajar, minat dan profil belajar murid.
Diferensiasi produk. Diferensiasi
Produk merupakan hasil pekerjaan atau unjuk kerja yang harus ditunjukan pada
guru. Produk adalah sesuatu yang ada wujudnya bisa berbentuk karangan, tulisan,
hasil tes, pertunjukan, presentasi, pidato, rekaman, diagram, dan sebagainya.
Produk karya murid harus mencerminkan pemahaman murid yang berhubungan dengan
tujuan pembelajaran yang diharapkan.
Pembelajaran
berdiferensiasi akan berhasil jika lingkungan belajar mendukung. Karakteristik
Lingkungan belajar dalam komunitas belajar yang baik, sebagai berikut.
1) Setiap
orang dalam kelas akan menyambut dan merasa disambut dengan baik.
2) Setiap
orang di dalam kelas tersebut saling menghargai.
3) Murid
merasa aman.
4) Ada
harapan bagi pertumbuhan.
5) Guru
mengajar untuk mencapai kesuksesan.
6) Ada
keadilan dalam bentuk yang nyata.
7) Guru
dan siswa berkolaborasi untuk pertumbuhan dan kesuksesan bersama.
Ide, materi, dan pendapat
fasilitator sudah sangat sesuai dengan struktur Program Guru Penggerak (PGP)
ini. Tidak ada materi yang berbeda dari praktik yang saya lakukan sebagai CGP.
Materi fasilitator makin menambah wawasan dan referensi saya dalam melaksanakan
tugas sebagai CGP. Fasilitatornya pun sangat kompeten di bidangnya. Selain itu,
motivasi tiada henti selalu diberikan sehingga peserta CGP makin antusias.
Ilmu dan wawasan baru
yang saya dapatkan mengenai pembelajarn berdiferensiasi sangat banyak. Setelah
membaca dan memelajari modul 2.1 pembelajaran berdiferensiasi, saya melakukan
refleksi diri mengenai pembelajaran yang saya lakukan selama ini. Pembelajaran
berdiferensiasi sudah berupaya saya lakukan dengan melakukan asesmen diagnosis
di awal semester, tetapi belum maksimal. Saya berupaya mencari lebih banyak
literatur mengenai pembelajaran berdiferensiasi termasuk mengikuti workshop. Setelah
mendalami materi ini, saya menjadi tahu bahwa ada beberpa strategi yang belum
mendetail saya praktikkan dalam memenuhi kebutuhan murid pada kelas yang
beragam. Saya sudah memberikan kebebasan pada anak untuk memilih tema bebas
sesuai minat mereka ketika menyajikan teks, tetapi bahan ajar yang saya berikan
masih belum memenuhi minat mereka. Saya pun masih menyamaratakan dan menganggap
bahwa kesiapan belajar mereka sama, ternyata ada tingkat kesiapan yang berbeda.
Saya merasa berdosa terhadap apa yang saya lakukan. Saya masih belum menampung
gaya belajar anak yang berbeda. Saya masih menyamakan bahan ajar atau peraga
bagi anak visual, auditori, dan kinestetik.
Materi terkait pembelajaran
berdiferensiasi yang sudah saya pahami akan berupaya saya praktikkan di kelas
dan sekolah saya. Saya sudah berupaya memetakan potensi murid dengan memenuhi
kebutuhan belajar dengan melakukan aksi nyata dan membentuk lingkungan belajar
yang baik meskipun saya merasa apa yang saya lakukan belum maksimal. Setelah
saya mengetahui pembelajaran berdifernsiasi, saya merasa tertantang untuk
menjadi guru yang mampu menerapkan pembelajaran berdiferensiasi. Saya merasa bangga terpilih menjadi CGP dan mendapatkan
bimbingan dari fasilitator hebat dan berkompeten seperti Ibu Dra. Titik
Indrayati, M.Pd. Motivasi beliau makin menguatkan keyakinan saya untuk
menyelesaikan PGP ini. Demikian juga dengan pengajar praktik Bapak Nanang dan
Ibu Sri Endang Istutin yang senantiasa memberi motivasi dan berbagi praktik
baik.
Perubahan yang akan saya
lakukan dalam menerapkan pembelajaran berdiferensiasi adalah
1) Memetakan
kondisi murid (kesiapan belajar, minat, dan profil belajar) agar kebutuhannya
terpenuhi.
2) Memilih
strategi pembelajaran berdiferensiasi (konten, proses, produk) yang tepat.
3) Membentuk
lingkungan belajar yang baik dalam komunitas belajar.
4) Memberikan
keadilan dalam pembelajaran.
5) Berkolaborasi
dengan seluruh pemangku kepentingan untuk mengimplementasikan pembelajaran
berdiferensiasi.
Semoga upaya yang saya lakukan
dan cita-cita sebagai Calon Guru Penggerak dapat terlaksana dan dapat melakukan
perubahan menuju pendidikan yang lebih baik menuju Indonesia emas 2045.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar