Kamis, 12 Agustus 2021

Refleksi Pembelajaran Berdiferensiasi

 

Refleksi Minggu Ke-9 pada Modul 2.1

Oleh: Nani Nurcahyani

 

 

Pemenuhan Kebutuhan Murid melalui Pembelajaran Berdiferensiasi

 


 

Relasi antara materi pembelajaran berdiferensiasi dengan nilai dan peran saya sebagai guru penggerak serta filosofi pemikiran Ki Hadjar Dewantara (KHD) sangat terkait dan relevan. Guru menuntun anak sesuai kodrat alam dan zamannya. Tiap anak di kelas yang sama belum tentu memiliki kodrat alam yang sama pula. Mereka yang berada di kelas yang sama memiliki perbedaan usia, kepribadian, kultur, bahasa, sosial ekonomi, dan lainnya. Pembelajaran pada kelas yang beragam unsur perbedaan tersebut tentunya dengan tidak menyamaratakan kebutuhan belajar mereka. Perlu adanya strategi pembelajaran yang dapat memenuhi kebutuhan belajar murid yang beragam tersebut, yaitu dengan pembelajaran berdiferensiasi.

Pembelajaran berdiferensiasi adalah usaha untuk menyesuaikan proses pembelajaran di kelas untuk memenuhi kebutuhan belajar (Tomlinson:2000). Langkah yang dapat dilakukan untuk memenuhi kebutuhan belajar murid adalah dengan memetakan kondisi murid sebagai prasyarat, baik kesiapan belajar, minat, dan profil belajar. Ada 3 strategi yang dapat diterapkan dalam pembelajaran deferensiasi yaitu: konten, proses, dan produk.

Diferensiasi konten. Diferensiasi konten merupakan strategi pembelajaran yang memberikan konsep atau materi baru dimulai dengan mengukur tingkat kesiapan belajar murid. Kemudian guru menyiapkan apa yang diajarkan kepada murid, bahan ajar yang syarat akan ide, tantangan, pertanyaan pemandu untuk mengembangkan ide murid terhadap suatu materi. Guru harus memastikan bahwa muridnya bisa mengakses materi dengan gaya belajar mereka. Kemudian guru memfasilitasi KBM, berdasarkan minat anak untuk memberikan konsep baru. Guru menyesuaikan dengan profil belajar dan gaya belajar murid, baik visual, auditori, maupun kinestetik.

Diferensiasi proses. Diferensiasi proses berfokus pada bagaimana murid memahami/memaknai apa informasi yang akan dipelajari. Guru menyiapkan cara atau proses bervariasi untuk mengakomodasi perbedaan minat dan kebutuhan. Guru harus memperhatikan skenario pembelajaran yang akan dirancang untuk memenuhi kebutuhan belajar muridnya. Proses belajar secara mandiri atau berkelompok, bantuan apa yang akan diberikan oleh guru, siapa saja yang akan dibantu. Sisipkan pertanyaan pemandu, guru harus dapat mengembangkan kegiatan yang bervariasi dan melakukan pengelompokkan yang fleksibel yang disesuaikan dengan kesiapan belajar, minat dan profil belajar murid.

Diferensiasi produk. Diferensiasi Produk merupakan hasil pekerjaan atau unjuk kerja yang harus ditunjukan pada guru. Produk adalah sesuatu yang ada wujudnya bisa berbentuk karangan, tulisan, hasil tes, pertunjukan, presentasi, pidato, rekaman, diagram, dan sebagainya. Produk karya murid harus mencerminkan pemahaman murid yang berhubungan dengan tujuan pembelajaran yang diharapkan.

Pembelajaran berdiferensiasi akan berhasil jika lingkungan belajar mendukung. Karakteristik Lingkungan belajar dalam komunitas belajar yang baik, sebagai berikut.

1)      Setiap orang dalam kelas akan menyambut dan merasa disambut dengan baik.

2)      Setiap orang di dalam kelas tersebut saling menghargai.

3)      Murid merasa aman.

4)      Ada harapan bagi pertumbuhan.

5)      Guru mengajar untuk mencapai kesuksesan.

6)      Ada keadilan dalam bentuk yang nyata.

7)      Guru dan siswa berkolaborasi untuk pertumbuhan dan kesuksesan bersama.

Ide, materi, dan pendapat fasilitator sudah sangat sesuai dengan struktur Program Guru Penggerak (PGP) ini. Tidak ada materi yang berbeda dari praktik yang saya lakukan sebagai CGP. Materi fasilitator makin menambah wawasan dan referensi saya dalam melaksanakan tugas sebagai CGP. Fasilitatornya pun sangat kompeten di bidangnya. Selain itu, motivasi tiada henti selalu diberikan sehingga peserta CGP makin antusias.

Ilmu dan wawasan baru yang saya dapatkan mengenai pembelajarn berdiferensiasi sangat banyak. Setelah membaca dan memelajari modul 2.1 pembelajaran berdiferensiasi, saya melakukan refleksi diri mengenai pembelajaran yang saya lakukan selama ini. Pembelajaran berdiferensiasi sudah berupaya saya lakukan dengan melakukan asesmen diagnosis di awal semester, tetapi belum maksimal. Saya berupaya mencari lebih banyak literatur mengenai pembelajaran berdiferensiasi termasuk mengikuti workshop. Setelah mendalami materi ini, saya menjadi tahu bahwa ada beberpa strategi yang belum mendetail saya praktikkan dalam memenuhi kebutuhan murid pada kelas yang beragam. Saya sudah memberikan kebebasan pada anak untuk memilih tema bebas sesuai minat mereka ketika menyajikan teks, tetapi bahan ajar yang saya berikan masih belum memenuhi minat mereka. Saya pun masih menyamaratakan dan menganggap bahwa kesiapan belajar mereka sama, ternyata ada tingkat kesiapan yang berbeda. Saya merasa berdosa terhadap apa yang saya lakukan. Saya masih belum menampung gaya belajar anak yang berbeda. Saya masih menyamakan bahan ajar atau peraga bagi anak visual, auditori, dan kinestetik.

Materi terkait pembelajaran berdiferensiasi yang sudah saya pahami akan berupaya saya praktikkan di kelas dan sekolah saya. Saya sudah berupaya memetakan potensi murid dengan memenuhi kebutuhan belajar dengan melakukan aksi nyata dan membentuk lingkungan belajar yang baik meskipun saya merasa apa yang saya lakukan belum maksimal. Setelah saya mengetahui pembelajaran berdifernsiasi, saya merasa tertantang untuk menjadi guru yang mampu menerapkan pembelajaran berdiferensiasi.  Saya merasa bangga terpilih menjadi CGP dan mendapatkan bimbingan dari fasilitator hebat dan berkompeten seperti Ibu Dra. Titik Indrayati, M.Pd. Motivasi beliau makin menguatkan keyakinan saya untuk menyelesaikan PGP ini. Demikian juga dengan pengajar praktik Bapak Nanang dan Ibu Sri Endang Istutin yang senantiasa memberi motivasi dan berbagi praktik baik.

Perubahan yang akan saya lakukan dalam menerapkan pembelajaran berdiferensiasi adalah

1)      Memetakan kondisi murid (kesiapan belajar, minat, dan profil belajar) agar kebutuhannya terpenuhi.

2)      Memilih strategi pembelajaran berdiferensiasi (konten, proses, produk) yang tepat.

3)      Membentuk lingkungan belajar yang baik dalam komunitas belajar.

4)      Memberikan keadilan dalam pembelajaran.

5)      Berkolaborasi dengan seluruh pemangku kepentingan untuk mengimplementasikan pembelajaran berdiferensiasi.

Semoga upaya yang saya lakukan dan cita-cita sebagai Calon Guru Penggerak dapat terlaksana dan dapat melakukan perubahan menuju pendidikan yang lebih baik menuju Indonesia emas 2045.

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar