GERAKAN 6M
PEDULI LINGKUNGAN DI SMP NEGERI 1 TUMPANG
MENUJU ADIWIYATA MANDIRI
MENUJU ADIWIYATA MANDIRI
Nani
Nurcahyani, S.Pd., M.Pd.
Sekretaris
Adwiyata SMP Negeri 1 Tumpang Kabupaten
Malang
Email :
nani.sumawe@gmail.com

Program adiwiyata merupakan program khusus yang harus dilaksanakan oleh pihak sekolah. Program ini menyatu dalam 8 Standar Nasional Pendidikan sehingga pada proses pelaksanaannya tetap menjadi satu-kesatuan yang utuh dan bulat sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. Selain itu, kepedulian terhadap lingkungan hidup yang menjadi inti dari program adiwiyata tercantum dalam Standar Kompetensi Lulusan (SKL) pada tiap jenjang pendidikan di Indonesia.
Adiwiyata berasal dari kata Sansekerta yaitu ‘adi’ dan ‘wiyata’. 'Adi' bermakna besar, agung, baik, ideal atau sempurna, sedangkan 'wiyata' bermakna tempat di mana seseorang mendapatkan ilmu pengetahuan, norma, dan etika dalam berkehidupan sosial. Bila kedua kata tersebut digabung maka secara keseluruhan maknanya adalah tempat yang baik dan ideal di mana dapat diperoleh segala ilmu pengetahuan dan berbagai norma serta etika yang dapat menjadi dasar manusia menuju terciptanya kesejahteraan hidup menuju kepada cita-cita pembangunan berkelanjutan.
Adiwiyata berasal dari kata Sansekerta yaitu ‘adi’ dan ‘wiyata’. 'Adi' bermakna besar, agung, baik, ideal atau sempurna, sedangkan 'wiyata' bermakna tempat di mana seseorang mendapatkan ilmu pengetahuan, norma, dan etika dalam berkehidupan sosial. Bila kedua kata tersebut digabung maka secara keseluruhan maknanya adalah tempat yang baik dan ideal di mana dapat diperoleh segala ilmu pengetahuan dan berbagai norma serta etika yang dapat menjadi dasar manusia menuju terciptanya kesejahteraan hidup menuju kepada cita-cita pembangunan berkelanjutan.
Program ini merupakan upaya menciptakan lingkungan yang asri dan bersih
serta berperan aktif dalam memperbaiki kualitas udara di lingkungan sekolah dan
sekitarnya. Memberikan kesadaran masyarakat akan pentingnya pelestarian lingkungan
untuk diwariskan kepada generasi
yang akan datang. Oleh karena itu, sekolah SMPN 1 Tumpang diharapkan menjadi
motor dalam upaya penyadaran masyarakat terutama generasi muda dalam menjaga
lingkungan.
Kesadaran manusia
terhadap pelestarian lingkungan
masih rendah. Hal ini terbukti
dengan banyaknya bencana
yang terjadi di
Indonesia maupun dunia.
Bencana ini terjadi karena faktor alam dan ulah manusia. Perilaku yang dapat menyebabkan bencana, misal penggunaan listrik dan
air yang berlebihan
dapat mengakibatkan berkurangnya
sumber daya alam; membuang
sampah sembarangan seperti di sungai, jalan,
selokan menyebabkan banjir, sehingga
timbul berbagai macam
penyakit; sampah yang dibakar
juga dapat mengakibatkan polusi
udara dan tanah; dan jumlah kendaraan bermotor yang makin banyak dapat
mengakibatkan polusi udara.
Perkembangan zaman
akibat globalisasi berpengaruh
terhadap pelestarian alam
dan peradaban manusia.
Kemajuan teknologi pun memunyai dampak positif dan
negatif terhadap lingkungan.
Dampak positif kemajuan
teknologi dapat dirasakan dengan
semakin majunya peradaban
manusia, misal penggunaan internet dan
gadget dapat dimanfaatkan
untuk mengembangkan ilmu
pengetahuan agar bumi tetap lestari.
Dampak negatifnya yaitu
menurunnya peradaban manusia untuk peduli terhadap lingkungan.
Berimtaq, berprestasi, berbudaya
lingkungan, dan berwawasan global merupakan visi SMP Negeri 1 Tumpang yang merupakan sekolah
adiwiyata nasional menuju mandiri.
Oleh sebab itu, berbagai cara
untuk melestarikan lingkungan dilakukan
oleh warga SMP Negeri 1 Tumpang, mulai siswa,
tenaga pendidik, tenaga
kependidikan, komite, orang
tua, dan warga sekitar
sekolah ikut berpartisipasi aktif dalam menyukseskan program adiwiyata.
Tujuan program adiwiyata ini adalah
untuk menciptakan kondisi yang baik bagi sekolah untuk menjadi tempat
pembelajaran dan penyadaran warga sekolah (guru, murid dan pekerja lainnya),
sehingga upaya-upaya penyelamatan lingkungan dan pembangunan berkelanjutan.
Program ini merupakan salah satu Program Kementerian Negara Lingkungan Hidup
dalam rangka mendorong terciptanya pengetahuan dan kesadaran warga sekolah
dalam upaya pelestarian lingkungan hidup. Program ini digulirkan untuk mengajak
warga sekolah berpartisipasi melestarikan dan menjaga lingkungan hidup
disekolah dan lingkungan disekitarnya.
SMP
Negeri 1 Tumpang memunyai motto Be
Clean, Be Green, Be Smart, dan Be Higienis.
Pelestarian lingkungan dapat
dilakukan dari hal
kecil, seperti membuang sampah
sesuai jenisnya di tempat sampah. SMP Negeri 1 Tumpang memunyai gerakan
peduli lingkungan yang
disebut Gerakan 6M
peduli lingkungan di SMP
Negeri 1 Tumpang
yaitu (1) mendaur
ulang sampah anorganik; (2)
mengaktifkan gerakan jumat
bersih; (3) mematikan
listrik setelah selesai digunakan;
(4) memanfaatkan air
secukupnya; (5) mengurangi penggunaan kendaraan bermotor, (6)
melakukan reboisasi.
Upaya yang telah dilakukan di SMP Negeri 1 Tumpang dalam menyukseskan adiwiyata mandiri, yaitu mendaur ulang sampah anorganik. Sampah-sampah anorganik yang masih dapat dimanfaatkan dipilih dan dipilah di Tempat Pembuangan Sementara (TPS). Kader lingkungan kelompok kerja "Daur Ulang" mengolah sampah anorganik tersebut menjadi kerajinan tangan yang bernilai ekonomis. Sampah anorganik disulap menjadi baju daur ulang, tas, dompet, sandal, dan tempat tisu yang cantik. Hari Bumi tahun 2018 diperingati dengan mengadakan lomba kreasi dan fashion show baju daur ulang perkelas.
Upaya lain yaitu mengaktifkan gerakan jumat bersih sebelem jam pertama dimulai. Jumat pagi diawali dengan membaca surat yasin dan asmaul husna bersama-sama, kemudian membersihkan kelas dan taman masing-masing kelas. memilih dan memilah sampai menjadi agenda rutin tiap jumat.
Masalah yang dihadapi SMPN 1 Tumpang adalah penggunaan listrik dan air masih cukup tinggi karena jumlah siswa, guru dan tenaga kependidikan seribu orang lebih. Oleh karena itu, upaya yang dilakukan dalam menghemat penggunaan air dan listrik dengan menempel slogan dan poster hemat air dan listrik.
Tata tertib sekolah melarang siswa mengendarai sepeda motor ke sekolah. Hal ini dimaksudkan untuk mengurangi polusi udara. Mereka dianjurkan mengendarai sepeda ontel atau gunung ke sekolah. Mengendarai sepeda ontel atau gunung dapat membuat badan lebih sehat dan bugar.
Reboisasi yang telah dilakukan, di antaranya menanam pohon di Embung, Stadion Kahuripan Turen bersama Bapak Bupati Malang, menanam pohon Bakau di Pantai Malang Selatan. Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Malang juga menyumbang pohon, seperti duku, sukun, rambutan, dan beberapa jenis pohon lain kepada SMPN 1 Tumpang dan sekolah imbas. Pembibitan pun juga dilakukan di sekolah oleh kader lingkungan Kelompok Kerja "Pembibitan". Mulai penyiapan bahan dan alat sampai penananaman benih dan memindahkan bibit dilakukan secara kontinu.
Upaya yang telah dilakukan dalam pelestarian lingkungan bukannya tanpa hambatan. Menumbuhkan kesadaran akan pentingnya menjaga lingkungan bukan hal mudah. Perlu waktu bertahun-tahun untuk menanamkan kesadaran kepada warga sekolah. Tim adiwiyata berjuang keras sejak tahun 2012 menjadi sekolah adiwiyata Kabupaten, 2013 menjadi sekolah adiwiyata provinsi, 2014 menjadi sekolah adiwiyata nasional. Sempat mati suri karena ada banyak hal yang menjadi hambatan, tetapi 2018 dan 2019 kami bangkit untuk menyukseskan adiwiyata mandiri. Tahun 2018 SMPN 1 Tumpang mengikuti lomba peduli lingkungan dan meraih juara I Lomba Environtment Rescuer Competition se-Malang Raya dan Pasuruan. Mereka tanpa lelah selalu mendengung-dengungkan kepedulian terhadap lingkungan di manapun dan kapanpun.
Upaya yang telah dilakukan di SMP Negeri 1 Tumpang dalam menyukseskan adiwiyata mandiri, yaitu mendaur ulang sampah anorganik. Sampah-sampah anorganik yang masih dapat dimanfaatkan dipilih dan dipilah di Tempat Pembuangan Sementara (TPS). Kader lingkungan kelompok kerja "Daur Ulang" mengolah sampah anorganik tersebut menjadi kerajinan tangan yang bernilai ekonomis. Sampah anorganik disulap menjadi baju daur ulang, tas, dompet, sandal, dan tempat tisu yang cantik. Hari Bumi tahun 2018 diperingati dengan mengadakan lomba kreasi dan fashion show baju daur ulang perkelas.
Upaya lain yaitu mengaktifkan gerakan jumat bersih sebelem jam pertama dimulai. Jumat pagi diawali dengan membaca surat yasin dan asmaul husna bersama-sama, kemudian membersihkan kelas dan taman masing-masing kelas. memilih dan memilah sampai menjadi agenda rutin tiap jumat.
Masalah yang dihadapi SMPN 1 Tumpang adalah penggunaan listrik dan air masih cukup tinggi karena jumlah siswa, guru dan tenaga kependidikan seribu orang lebih. Oleh karena itu, upaya yang dilakukan dalam menghemat penggunaan air dan listrik dengan menempel slogan dan poster hemat air dan listrik.
Tata tertib sekolah melarang siswa mengendarai sepeda motor ke sekolah. Hal ini dimaksudkan untuk mengurangi polusi udara. Mereka dianjurkan mengendarai sepeda ontel atau gunung ke sekolah. Mengendarai sepeda ontel atau gunung dapat membuat badan lebih sehat dan bugar.
Reboisasi yang telah dilakukan, di antaranya menanam pohon di Embung, Stadion Kahuripan Turen bersama Bapak Bupati Malang, menanam pohon Bakau di Pantai Malang Selatan. Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Malang juga menyumbang pohon, seperti duku, sukun, rambutan, dan beberapa jenis pohon lain kepada SMPN 1 Tumpang dan sekolah imbas. Pembibitan pun juga dilakukan di sekolah oleh kader lingkungan Kelompok Kerja "Pembibitan". Mulai penyiapan bahan dan alat sampai penananaman benih dan memindahkan bibit dilakukan secara kontinu.
Upaya yang telah dilakukan dalam pelestarian lingkungan bukannya tanpa hambatan. Menumbuhkan kesadaran akan pentingnya menjaga lingkungan bukan hal mudah. Perlu waktu bertahun-tahun untuk menanamkan kesadaran kepada warga sekolah. Tim adiwiyata berjuang keras sejak tahun 2012 menjadi sekolah adiwiyata Kabupaten, 2013 menjadi sekolah adiwiyata provinsi, 2014 menjadi sekolah adiwiyata nasional. Sempat mati suri karena ada banyak hal yang menjadi hambatan, tetapi 2018 dan 2019 kami bangkit untuk menyukseskan adiwiyata mandiri. Tahun 2018 SMPN 1 Tumpang mengikuti lomba peduli lingkungan dan meraih juara I Lomba Environtment Rescuer Competition se-Malang Raya dan Pasuruan. Mereka tanpa lelah selalu mendengung-dengungkan kepedulian terhadap lingkungan di manapun dan kapanpun.
Berdasarkan
paparan di atas
dapat disimpulkan bahwa
kesadaran masyarakat
terhadap pelestarian lingkungan
masih rendah, terbukti
dengan seringnya terjadi bencana. Pemerintah mencanangkan program
adiwiyata di lingkungan sekolah untuk meminimalkan bencana.
SMP Negeri 1
Tumpang sebagai sekolah
adiwiyata nasional memunyai gerakan
peduli lingkungan yang
dimulai hal kecil
di sekolah seperti membuang sampah sesuai jenisnya di tempat sampah. Gerakan 6M peduli lingkungan tersebut
adalah (1) mendaur
ulang sampah anorganik; (2) mengaktifkan gerakan
jumat bersih; (3)
mematikan listrik setelah
selesai digunakan; (4) memanfaatkan air
secukupnya; (5) mengurangi
penggunaan kendaraan bermotor, (6) melakukan reboisasi.



Fb: Nani BilqishIg: @pelangi1717SMPN1TUMPANGTumpang, 9 Februari 2019
Sekolah adiwiyata
BalasHapusBisa diadaptasi mbk nan
BalasHapusSemoga bisa menginspirasi sekolah lain...
BalasHapusMantab!mari bersama-sama menuju adiwiyata mandiri!
BalasHapus